Saturday, May 16, 2015

analisa artikel dari pak Wahyu

guys, ini terjemahan dari http://www.thejakartapost.com/news/2015/02/10/invest-nutrition-now-demographic-dividend.html yang jadi tugas analisa matakuliah GiziWahyu Kurnia Yusrin Putra, S.KM., M.K.M. selamat menganalisa. terimakasih.



Tahun 2015 adalah tahun besar bagi gizi di indonesia. Banyaknya anak-anak yang lahir selama krisis ekonomi asia tahun 1997an akan lulus SMA dan beberapa akan melanjutkan pendidikan universitas.
Anak-anak pada kelompok ini akan cenderung ‘nakal’ di sekolah dan universitas dibanding mereka yang lahir setelah krisis ekonomi Asia, sebut saja sekitar tahun 2002. Mengapa? Mereka bersikap ‘nakal’ karena krisis ekonomi pada masa tersebut mempengaruhi mereka selama periode paling rentan mereka – yaitu sejak dalam kendungan hingga usia 2 tahun.
Mengapa mereka begitu rentan terhadap guncangan pada saat itu? Karena pada usia itu, mental dan fisik sedang berkembang secara fundamental dan hanya sekali seumur hidup, sistem tubuh seperti kekebalan dan perkembangan otak, yang menyebabkan gangguan apapun bergema di seluruh siklus hidup dan jika masa ini terlewati akan berdampak hingga generasi anak-anak kita dan cucu
Meskipun krisis keungan asia berdampak negatif dan tidak stabil, indonesia bisa menjadi kekuatan ekonomi di kawasan asia dan dunia. Sebaliknya, krisis yang tidak terekpose, malnutrisi di indonesia terus terjadi, menggerogoti dan merusak fisik dan mental manusia dan bertindak sebagai pengendali pada pertumbuhan ekonomi yang bisa sebagai luar biasa sebagai china.
Pertimbangkan pertama laporan nutrisi dunia yang hanya diluncurkan pada 9 februari menggunakan data dari who dan unicef yang disediakan oleh pemerintah indonesia laporan menemukan berikut:
Di seluruh dunia, malnutrisi melanda 45% balita, 37% balita indonesi terhambat, lebih dari 5% bblr, dan 12% obesitas.
Kabar buruknya: anggaran untuk mengatasi stunting tetap tak berubah selama enam tahun terakhir.
Indonesia tidak mengalami kemajuan untuk memenuhi target 2025 untuk salah satu dari empat tujuan kesehatan pbb yaitu balita stunting, wasting, obesitas dan anemia pada ibu hamil.
Indonesia adalah salah satu dari 17 negara (dari 117) dengan masalah kesehatan masyarakat yang serius berkaitan dengan stunting balita, obesitas dan wasting. Sayangnya tidak sampai setengah dari balita Indonesia yang tumbuh sehat.
Jadi, bukankan pertumbuhan ekonomi secara otomatis dapat mengendalikan gizi buruk? Belum tentu. pertama, pertumbuhan ekonomi tidak merata secara geografi dan penghasilanya dan bahkan perbedaan ini terlihat sangat kontras, hal ini belum tentu menjadi faktor penentu gizi buruk tanpa mengurangi tingkat kemiskinan Indonesia beberapa akhir tahun ini.
Kedua, bahkan jika pendapatan bertumbuh secara luas, malnutrisi tidak hannya ditentukan oleh uang, tapi setiap keluarga harus mampu untuk membeli makanan sehat dengan harga yang terjangkau. Selain itu Ibu perlu waktu dan dukungan untuk menyusui anak-anak lebih awal dan secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan mereka.
Pelayanan air dan sanitasi juga harus cukup bersih yang tidak membuat anak-anak sakit sepanjang waktu, sehingga mereka dapat menyerap nutrisi yang mereka makan.
Sistem kesehatan harus tersedia dan berkualitas baik untuk melakukan dasar-dasar pelayanan seperti memberikan pelayanan kesehatan antenatal, persalinan, mencegah infeksi melalui imunisasi, memberikan suplemen vitamin dan mineral dan mengobati infeksi ketika terjadi. Hal-hal di atas dapat menunjukkan bahwa sistem kesehatan adalah salahsatu titik lemah Indonesia.
Namun demikian, sejalan dengan peningkatan penghasilan, selera makan bisa berubah, akan ada banyak makanan yang dibeli jauh dari rumah dan banyak restoran makanan cepat saji bermunculan. Konsumsi makanan tinggi garam, gula dan lemak meningkat dengan cepat di indonesia. Dalam hal ini, pemerintah harus membantu mempermudah keluarga untuk membuat pilihan yang sehat jika indonesia tidak ingin menjadi negara dengan kelebihan berat badan dan obesitas tertinggi di asia tenggara.
Sudah ada intervensi yang telah terbukti efektif di dunia yang bisa digunakan indonesia dalam hal ini. Yang dampaknya perlu ditingkatkan seperti Pengamanan manakan dan pertanian harus lebih sensitif gizi. Kebijakan lingkungan mungkin diperlukan dalam hal ini.
Pemerintah jelas berkomitmen untuk mengurangi malnutrisi. Dalam hal ini, pemerintah termasuk dalam anggota aktif dari gerakan perluasan gizi (scaling up nutrition (sun)), gerakan ini adalah penandatangan “gizi untuk pertumbuhan” yang termasuk salah satu dari banyak komitmen pemerintah/pihak terkait pada 2013 dan laporan gizi global menilai komitmen ini akan bertumbuh pesat dalam prosesnya. Dengan syarat nutrisi perlu menjadi topik utama dalam debat ekonomi.
Hal ini menunjukan bahwa nutrisi jarang disebutkan pada setiap dokumen utama kebijakan ekonomi di indonesia. Sayang sekali, ini benar-benar kesempatan yang terbuang. Hal tersebut memperkirakan manfaat dari menginvestasikan satu rupiah di intervensi SUN, untuk indonesia, manfaatnya perindividu dapat mencegah stunting benar-benar menakjubkan: 48 rupiah manfaat mengalir dari investasi satu rupiah. Jadi 1rupiah itu setara dengan 48rupiah. Sebuah rasio manfaat biaya dari 48rupiah. Lebih dari periode 30-tahun kinerja yang merupakan tiga kali lebih baik dari kinerja pasar saham as.
Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu negara yang paling kuat di dunia. Tapi setelah melihat kondisi gizi buruk Indonesia, hal ini akan terus menjadi titik kelemahannya. Seperti kata pepatah, waktu terbaik untuk menanam pohon adalah 20 tahun yang lalu dan waktu terbaik berikutnya adalah sekarang.
Bayi dan balita yang dapat kita cegah dari stunting sekarang, akan tumbuh bahkan menjadi anggota yang lebih produktif dari tenaga kerja dalam waktu 20 tahun.
Untuk indonesia ini adalah generasi dalam masa penting karena dalam 20 tahun dari rasio jumlah orang usia kerja terhadap orang-orang usia non-kerja akan mencapai puncaknya.
Transisi demografi ini optimis disebut sebagai demografi "dividen-keuntungan yang dibagikan". Berinvestasi dalam nutrisi akan membantu kelompok dividen demografi ini terwujud dan yang lebih penting, akan membantu anak-anak bertahan hidup setidaknya untuk ulang tahun kelima mereka. Inilah waktunya untuk menanam pohon itu.

Monday, May 11, 2015

GO WILD! GO FIGHT! GO CHRAZY!
saat lo tahu siapa yang lo harapkan untuk menjadi imam lo, dan berharap agar dia bisa membimbing lo untuk dekat dengan Tuhan, dengan cara yang wise, membahagiakan dan membuat kamu candu untuk beribadah. saat kamu berusaha memantaskan diri kamu untuk dia yang berada di level yang tinggi. dengan berharap agar kamu berada satu level dengan dia. untuk bisa dipersatukan dalam persatuan yang pantas. untuk saling membahagiakan. untuk saling menopang agar lebih dekat dengan Tuhan. dengan rasa. dengan bahagia. dengan suka cita meraih jalan Tuhan.
bismillah.
berharap segera.
mati tua pun rasanya hannya memberatkan dunia. menghabiskan oksigen, dan jatah waktu.
mati muda, rasanya aku hannya menantang. belum ada yang aku persiapkan. aku masih sangat terlalu biasa untuk memasuki hal yang sangat luarbiasa. seperti seonggok debu menantang badai. entahlah.
i am just waiting, dan memantaskan diri untuk dia. untuk bisa beribadah bersama. untuk sama-sama mempersiapkan diri untuk menghadap Tuhan. untuk mempersiapkan semuanya. bersama. insyaallah. kamu. aku berharap kamu. sss. wallahualam. bismilla. whoever you're. please, be nice imaam. :)
bismillah, amiin